burung nuri burung dara
terbang kesini taman kayangan
cobalah cari wahai saudara
makin diisi makin ringan
Senin, 29 Agustus 2011
pantun nasihat atau agama
kemumu di dalam semak
jatuh melayang selaranya
meski ilmu setinggi tegak
tidak sembahyang apa gunanya
asam kandis asam gelugur
kedua asam siang riang
menangis mayat dalam kubur
ingat badan tidak sembahyang
pak amir rajin menabung
pak udin jualan bubur
jika ingin mendapat untung
berbuatlah dengan jujur
berlayar perahu selat malaka
menuju arah selat malaka
lebar kepala dari badan
apalah itu cobalah terka
berangkat sekolah pakai uang saku
bertemu nenek jualan jamu
rajinlah rajinlah membaca buku
karena buku gudangnya ilmu
berlayar ke pulau birma
sampai disana banyak yang tanya
berbuat baiklah pada sesama
jangan mengharap imbalanya
anak kecil main layang layang
main layang di tengah ladang
jika sudah nyawa melayang
menyesal juga di dalam liang
jatuh melayang selaranya
meski ilmu setinggi tegak
tidak sembahyang apa gunanya
asam kandis asam gelugur
kedua asam siang riang
menangis mayat dalam kubur
ingat badan tidak sembahyang
pak amir rajin menabung
pak udin jualan bubur
jika ingin mendapat untung
berbuatlah dengan jujur
berlayar perahu selat malaka
menuju arah selat malaka
lebar kepala dari badan
apalah itu cobalah terka
berangkat sekolah pakai uang saku
bertemu nenek jualan jamu
rajinlah rajinlah membaca buku
karena buku gudangnya ilmu
berlayar ke pulau birma
sampai disana banyak yang tanya
berbuat baiklah pada sesama
jangan mengharap imbalanya
anak kecil main layang layang
main layang di tengah ladang
jika sudah nyawa melayang
menyesal juga di dalam liang
pantun jenaka
berderak derak sangkutan dacing
bagaikan putus diimpit lumpang
bergerak gerak kumis kucing
melihat tikus bawa senapan
elok rupanya pohon belimbing
tumbuh dekat pohon mangga
elok rupanya berbini sumbing
biar marah tertawa juga
anak kecil beli tempe
beli tempe bawa keranjang
siapa pakai baju smp
ternyata temanku rumah seberang
dibawa itik pulang petang
jangan pula bilang bilang
melihat ibu sudah datang
hati rindu jadi hilang
bagaikan putus diimpit lumpang
bergerak gerak kumis kucing
melihat tikus bawa senapan
elok rupanya pohon belimbing
tumbuh dekat pohon mangga
elok rupanya berbini sumbing
biar marah tertawa juga
anak kecil beli tempe
beli tempe bawa keranjang
siapa pakai baju smp
ternyata temanku rumah seberang
dibawa itik pulang petang
jangan pula bilang bilang
melihat ibu sudah datang
hati rindu jadi hilang
pantun dagang
orang padang mandi di gurun
mandi berlimau bunga lada
hari petang matahari turun
dagang berurai air mata
mandi berlimau bunga lada
hari petang matahari turun
dagang berurai air mata
pantun muda-mudi
dari bantan ke tanjung kandis
berlayar ditumbang utara
lagi berhadapan mulutnya manis
balik belakang lain bicara
ambil puan di atas batu
hendak berlayar ke benua jawa
jika tuan berkata begitu
esok hari kakanda bawa
terang bulan terang kepaya
raja mesir bertenun kain
tuan dipandang bertambah caya
rasaku tidak pada yang lain
ambil puan dari merinda
pandan di jawa saya robohkan
jika tuan membawa adinda
badan dan nyawa saya serahkan
ayam belanda terbang ke jambi
pandan di jawa diagungkan
jika kakanda nengingkar janji
badan dan nyawa menanggungkan
buat apa berkain batik
kalau tidak pakai selendang
melihat kamu berwajah cantik
hatiku jadi ingin meminang
padang berbunga dalam rimba
angin menderu dari tiku
badanlah lama tidak bersua
kinilah baru bertemu
baru diikat bunga tanjung
sama terikat bunga pandan
baru melihat adik kandung
kembali semangat dalam badan
dari mana hendak ke mana
dari jepang hendak ke cina
kakau boleh saya bertanya
bunga yang cantik siapa yang punya
ku tak ingin sepiring belut
yang ku ingin sepiring nasi
ki tak ingin cinta di mulut
yang ku ingin cinta di hati
disana gunung disini gunung
ditengah tengah pohon melati
disana bingung disini bingung
sama sama menaruh hati
kalau tidak karena puan
tidak bintang meninggi hari
kalau tidak karena tuan
tidak beta sampai kemari
buah mengkudu kusangka kandis
kandis terletak dalam puan
gula madu kusangka manis
manis lagi senyummu,tuan
dari mana datangnya kereta
kalau bukan dari stasiun balapan
dari mana datangnya cinta
kalau bukan dari kenalan
nenek nenek jualan jamu
jualan jamu di jemnatan layang
aku ingin mencintaimu
cintaku hanya untukkmu sayang
buah mengkudu buah manggis
kedua buah jatuh di parit
mengapa mulut berkata manis
kalau hati terasa pahit
berlayar ditumbang utara
lagi berhadapan mulutnya manis
balik belakang lain bicara
ambil puan di atas batu
hendak berlayar ke benua jawa
jika tuan berkata begitu
esok hari kakanda bawa
terang bulan terang kepaya
raja mesir bertenun kain
tuan dipandang bertambah caya
rasaku tidak pada yang lain
ambil puan dari merinda
pandan di jawa saya robohkan
jika tuan membawa adinda
badan dan nyawa saya serahkan
ayam belanda terbang ke jambi
pandan di jawa diagungkan
jika kakanda nengingkar janji
badan dan nyawa menanggungkan
buat apa berkain batik
kalau tidak pakai selendang
melihat kamu berwajah cantik
hatiku jadi ingin meminang
padang berbunga dalam rimba
angin menderu dari tiku
badanlah lama tidak bersua
kinilah baru bertemu
baru diikat bunga tanjung
sama terikat bunga pandan
baru melihat adik kandung
kembali semangat dalam badan
dari mana hendak ke mana
dari jepang hendak ke cina
kakau boleh saya bertanya
bunga yang cantik siapa yang punya
ku tak ingin sepiring belut
yang ku ingin sepiring nasi
ki tak ingin cinta di mulut
yang ku ingin cinta di hati
disana gunung disini gunung
ditengah tengah pohon melati
disana bingung disini bingung
sama sama menaruh hati
kalau tidak karena puan
tidak bintang meninggi hari
kalau tidak karena tuan
tidak beta sampai kemari
buah mengkudu kusangka kandis
kandis terletak dalam puan
gula madu kusangka manis
manis lagi senyummu,tuan
dari mana datangnya kereta
kalau bukan dari stasiun balapan
dari mana datangnya cinta
kalau bukan dari kenalan
nenek nenek jualan jamu
jualan jamu di jemnatan layang
aku ingin mencintaimu
cintaku hanya untukkmu sayang
buah mengkudu buah manggis
kedua buah jatuh di parit
mengapa mulut berkata manis
kalau hati terasa pahit
pantun adat
lebat daun bunga tanjung
berbau harum bunga cempaka
adat dijaga pusaka dijunjung
baru terpelihara adat pusaka
rama rama si kumbang jati
khatib endah pulang berkuda
patah tumbuh hilang berganti
pusaka tinggal begitu saja
bunga mawar bunga melati
ditabur orang diatas batu
sungguh elok tanah airku ini
walau jauh tetap kurindu
berbau harum bunga cempaka
adat dijaga pusaka dijunjung
baru terpelihara adat pusaka
rama rama si kumbang jati
khatib endah pulang berkuda
patah tumbuh hilang berganti
pusaka tinggal begitu saja
bunga mawar bunga melati
ditabur orang diatas batu
sungguh elok tanah airku ini
walau jauh tetap kurindu
Langganan:
Postingan (Atom)